KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia blog search directory Internet Blogs - BlogCatalog Blog Directory Increase Page Rank Web Design

Thursday, April 29, 2010

Universitas Surabaya Kampus Hijau - Di Sebuah Ruangan

Surabaya,
Cerita di bawah ini tentang Brian Moore yang berusia 17 tahun, ditulis olehnya sebagai tugas sekolah. Pokok bahasannya tentang sorga itu seperti apa. "Aku membuat mereka terperangah," kata Brian kepada ayahnya, Bruce. "Cerita itu membuat heboh. Tulisan itu seperti sebuah bom saja. Itulah yang terbaik yang pernah aku tulis." Dan itu juga merupakan tulisannya yang terakhir. Orang tua Brian telah melupakan esai yang ditulis Brian ini sampai seorang saudara sepupu menemukannya ketika ia membersihkan kotak loker milik remaja itu di SMA Teays Valley, Pickaway County, Ohio.

Kampus hijau
Brian baru saja meninggal beberapa jam yang lalu, namun orangtuanya mati-matian mencari setiap barang peninggalan Brian: surat-surat dari teman-teman sekolah dan gurunya, dan PR-nya. Hanya dua bulan sebelumnya, ia telah menulis sebuah esai tentang pertemuannya dengan Tuhan Yesus di suatu ruang arsip yang penuh kartu-kartu yang isinya memerinci setiap saat dalam kehidupan remaja itu. Tetapi baru setelah kematian Brian, Bruce dan Beth, mengetahui bahwa anaknya telah menerangkan pandangannya tentang sorga.

Universitas surabaya
Tulisan itu menimbulkan suatu dampak besar sehingga orang-orang ingin membagikannya. "Anda merasa seperti ada di sana," kata pak Bruce Moore. Brian meninggal pada tanggal 27 Mei 1997, satu hari setelah Hari Pahlawan Amerika Serikat. Ia sedang mengendarai mobilnya pulang ke rumah dari rumah seorang teman ketika mobil itu keluar jalur Jalan Bulen Pierce di Pickaway County dan menabrak suatu tiang. Ia keluar dari mobilnya yang ringsek tanpa cedera namun ia menginjak kabel listrik bawah tanah dan kesetrum.

Universitas hijau
Keluarga Moore membingkai satu salinan esai yang ditulis Brian dan menggantungkannya pada dinding di ruang keluarga mereka. "Aku pikir Tuhan telah memakai Brian untuk menjelaskan suatu hal. Aku kira kita harus menemukan makna dari tulisan itu dan memetik manfaat darinya," kata Nyonya Beth Moore tentang esai itu. Nyonya Moore dan suaminya ingin membagikan penglihatan anak mereka tentang kehidupan setelah kematian. "Aku bahagia karena Brian. Aku tahu dia telah ada di sorga. Aku tahu aku akan bertemu lagi dengannya."


Inilah esai Brian yang berjudul "RUANGAN".
kampus surabaya
Di antara sadar dan mimpi, aku menemukan diriku di sebuah ruangan. Tidak ada ciri yang mencolok di dalam ruangan ini kecuali dindingnya penuh dengan kartu-kartu arsip yang kecil. Kartu-kartu arsip itu seperti yang ada di perpustakaan yang isinya memuat judul buku menurut pengarangnya atau topik buku menurut abjad. Tetapi arsip-arsip ini, yang membentang dari dasar lantai ke atas sampai ke langit-langit dan nampaknya tidak ada habis-habisnya di sekeliling dinding itu, memiliki judul yang berbeda-beda.

hijau
Pada saat aku mendekati dinding arsip ini, arsip yang pertama kali menarik perhatianku berjudul "Cewek-cewek yang Aku Suka". Aku mulai membuka arsip itu dan membuka kartu-kartu itu. Aku cepat-cepat menutupnya, karena terkejut melihat semua nama-nama yang tertulis di dalam arsip itu. Dan tanpa diberitahu siapapun, aku segera menyadari dengan pasti aku ada dimana.

kampus
Ruangan tanpa kehidupan ini dengan kartu-kartu arsip yang kecil-kecil merupakan sistem katalog bagi garis besar kehidupanku. Di sini tertulis tindakan-tindakan setiap saat dalam kehidupanku, besar atau kecil, dengan rincian yang tidak dapat dibandingkan dengan daya ingatku. Dengan perasaan kagum dan ingin tahu, digabungkan dengan rasa ngeri, berkecamuk di dalam diriku ketika aku mulai membuka kartu-kartu arsip itu secara acak, menyelidiki isi arsip ini.. Beberapa arsip membawa sukacita dan kenangan yang manis; yang lainnya membuat aku malu dan menyesal sedemikian hebat sehingga aku melirik lewat bahu aku apakah ada orang lain yang melihat arsip ini.

universitas surabaya
Arsip berjudul "Teman-Teman" ada di sebelah arsip yang bertanda "Teman-teman yang Aku Khianati". Judul arsip-arsip itu berkisar dari hal-hal biasa yang membosankan sampai hal-hal yang aneh. "Buku-buku Yang Aku Telah Baca". "Dusta-dusta yang Aku Katakan".. "Penghiburan yang Aku Berikan". "Lelucon yang Aku Tertawakan". Beberapa judul ada yang sangat tepat menjelaskan kekonyolannya: "Makian Buat Saudara-saudaraku".

surabaya hijau
Arsip lain memuat judul yang sama sekali tak membuat aku tertawa: "Hal-hal yang Aku Perbuat dalam Kemarahanku.", "Gerutuanku terhadap Orangtuaku". Aku tak pernah berhenti dikejutkan oleh isi arsip-arsip ini. Seringkali di sana ada lebih banyak lagi kartu arsip tentang suatu hal daripada yang aku bayangkan. Kadang-kadang ada yang lebih sedikit dari yang aku harapkan. Aku terpana melihat seluruh isi kehidupanku yang telah aku jalani seperti yang direkam di dalam arsip ini.

kampus hijau
Mungkinkah aku memiliki waktu untuk mengisi masing-masing arsip ini yang berjumlah ribuan bahkan jutaan kartu? Namun setiap kartu arsip itu menegaskan kenyataan itu. Setiap kartu itu tertulis dengan tulisan tanganku sendiri. Setiap kartu itu ditanda-tangani dengan tanda tanganku sendiri.

kampus surabaya
Ketika aku menarik kartu arsip bertanda "Pertunjukan- pertunjukan TV yang Aku Tonton", aku menyadari bahwa arsip ini semakin bertambah memuat isinya. Kartu-kartu arsip tentang acara TV yang kutonton itu disusun dengan padat, dan setelah dua atau tiga yard, aku tak dapat menemukan ujung arsip itu. Aku menutupnya, merasa malu, bukan karena kualitas tontonan TV itu, tetapi karena betapa banyaknya waktu yang telah aku habiskan di depan TV seperti yang ditunjukkan di dalam arsip ini.

surabaya
Ketika aku sampai pada arsip yang bertanda "Pikiran-Pikiran yang Ngeres", aku merasa merinding di sekujur tubuhku. Aku menarik arsip ini hanya satu inci, tak mau melihat seberapa banyak isinya, dan menarik sebuah kartu arsip. Aku terperangah melihat isinya yang lengkap dan persis. Aku merasa mual mengetahui bahwa ada saat di hidupku yang pernah memikirkan hal-hal kotor seperti yang dicatat di kartu itu. Aku merasa marah.

universitas
Satu pikiran menguasai otakku: Tak ada seorangpun yang boleh melihat isi kartu-kartu arsip in! Tak ada seorangpun yang boleh memasuki ruangan ini! Aku harus menghancurkan arsip-arsip ini! Dengan mengamuk bagai orang gila aku mengacak-acak dan melemparkan kartu-kartu arsip ini. Tak peduli berapa banyaknya kartu arsip ini, aku harus mengosongkannya dan membakarnya. Namun pada saat aku mengambil dan menaruhnya di suatu sisi dan menumpuknya di lantai, aku tak dapat menghancurkan satu kartupun. Aku mulai menjadi putus asa dan menarik sebuah kartu arsip, hanya mendapati bahwa kartu itu sekuat baja ketika aku mencoba merobeknya. Merasa kalah dan tak berdaya, aku mengembalikan kartu arsip itu ke tempatnya. Sambil menyandarkan kepalaku di dinding, aku mengeluarkan keluhan panjang yang mengasihani diri sendiri.

surabaya hijau
Dan kemudian aku melihatnya. Kartu itu berjudul "Orang-orang yang Pernah Aku Bagikan Injil". Kotak arsip ini lebih bercahaya dibandingkan kotak arsip di sekitarnya, lebih baru, dan hampir kosong isinya. Aku tarik kotak arsip ini dan sangat pendek, tidak lebih dari tiga inci panjangnya. Aku dapat menghitung jumlah kartu-kartu itu dengan jari di satu tangan. Dan kemudian mengalirlah air mataku. Aku mulai menangis. Sesenggukan begitu dalam sehingga sampai terasa sakit. Rasa sakit itu menjalar dari dalam perutku dan mengguncang seluruh tubuhku. Aku jatuh tersungkur, berlutut, dan menangis. Aku menangis karena malu, dikuasai perasaan yang memalukan karena perbuatanku. Jajaran kotak arsip ini membayang di antara air mataku. Tak ada seorangpun yang boleh melihat ruangan ini, tak seorangpun boleh.

kampus
Aku harus mengunci ruangan ini dan menyembunyikan kuncinya. Namun ketika aku menghapus air mata ini, aku melihat Dia. Oh, jangan! Jangan Dia! Jangan di sini. Oh, yang lain boleh asalkan jangan Yesus! Aku memandang tanpa daya ketika Ia mulai membuka arsip-arsip itu dan membaca kartu-kartunya. Aku tak tahan melihat bagaimana reaksi-Nya. Dan pada saat aku memberanikan diri memandang wajah-Nya, aku melihat dukacita yang lebih dalam dari pada dukacitaku. Ia nampaknya dengan intuisi yang kuat mendapati kotak-kotak arsip yang paling buruk.

surabaya
Mengapa Ia harus membaca setiap arsip ini? Akhirnya Ia berbalik dan memandangku dari seberang di ruangan itu. Ia memandangku dengan rasa iba di mata-Nya. Namun itu rasa iba, bukan rasa marah terhadapku. Aku menundukkan kepalaku, menutupi wajahku dengan tanganku, dan mulai menangis lagi. Ia berjalan mendekat dan merangkulku. Ia seharusnya dapat mengatakan banyak hal. Namun Ia tidak berkata sepatah katapun. Ia hanya menangis bersamaku.

hijau
Kemudian Ia berdiri dan berjalan kembali ke arah dinding arsip-arsip. Mulai dari ujung yang satu di ruangan itu, Ia mengambil satu arsip dan, satu demi satu, mulai menandatangani nama-Nya di atas tanda tanganku pada masing-masing kartu arsip. "Jangan!" seruku bergegas ke arah-Nya. Apa yang dapat aku katakan hanyalah "Jangan, jangan!" ketika aku merebut kartu itu dari tangan-Nya. Nama-Nya jangan sampai ada di kartu-kartu arsip itu. Namun demikian tanpa dapat kucegah, tertulis di semua kartu itu nama-Nya dengan tinta merah, begitu jelas, dan begitu hidup. Nama Yesus menutupi namaku. Kartu itu ditulisi dengan darah Yesus! Ia dengan lembut mengambil kembali kartu-kartu arsip yang aku rebut tadi. Ia tersenyum dengan sedih dan mulai menandatangani kartu-kartu itu. Aku kira aku tidak akan pernah mengerti bagaimana Ia melakukannya dengan demikian cepat, namun kemudian segera menyelesaikan kartu terakhir dan berjalan mendekatiku. Ia menaruh tangan-Nya di pundakku dan berkata, "Sudah selesai!"

universitas
Aku bangkit berdiri, dan Ia menuntunku ke luar ruangan itu. Tidak ada kunci di pintu ruangan itu. Masih ada kartu-kartu yang akan ditulis dalam sisa kehidupanku.

salam,
Universitas surabaya kampus hijau

Wednesday, April 28, 2010

Universitas Surabaya Kampus Hijau - Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan?

Surabaya,
Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?
Apakah kejahatan itu ada?
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?

Kampus hijau
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal itu menantang
mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini,
"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab,
"Betul, Dia yang menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi.
"Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Universitas surabaya
Profesor itu menjawab,
"Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan.
Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita
menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah
kejahatan."

Universitas hijau
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia
telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata,
"Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja," jawab si Profesor

Kampus hijau
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya,
"Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.
Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa
lainnya.

Universitas Surabaya
Mahasiswa itu menjawab,
"Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita
anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas
sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada
suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan
panas.

Surabaya hijau
Mahasiswa itu melanjutkan,
"Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab,
"Tentu saja itu ada."

Universitas surabaya
Mahasiswa itu menjawab,
"Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan
dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa
menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa
mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas
cahaya di ruangan tersebut. Kata "gelap" dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

kampus hijau
Akhirnya mahasiswa itu bertanya,
"Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

surabaya
Dengan bimbang professor itu menjawab,
"Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap
hari di koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara
manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab,

universitas
"Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah
ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang
dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak
menciptakan kajahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan
dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap
yang timbul dari ketiadaan cahaya."

hijau

Profesor itu terdiam.
Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

salam,
Universitas surabaya kampus hijau

Tuesday, April 27, 2010

Universitas Surabaya Kampus Hijau - Batu Besar

Surabaya,
Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri di depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"

Universitas Hijau
Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"

Kampus ubaya
Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil-kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember, lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

Surabaya hijau
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin belum."
"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

universitas hijau
"Belum!" Sahut seluruh kelas.


Sekali lagi ia berkata, "Bagus, bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?"

Kampus Surabaya
Seorang mahasiswa dengan bersemangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tidak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya." "Oh bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila Anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, maka Anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Universitas surabaya
Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup kita? Anak-anak Anda, pasangan Anda, pendidikan Anda. Hal-hal yang penting dalam hidup Anda, mengajarkan sesuatu pada orang lain, melakukan pekerjaan yang Anda cintai, waktu untuk diri sendiri, kesehatan Anda, teman Anda, atau semua yang berharga. Ingatlah untuk selalu untuk memasukkan "batu besar" pertama kali atau Anda akan kehilangan semuanya. Bila Anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup Anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Kampus hijau
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri Anda sendiri: Apakah "batu besar" dalam hidup saya? Lalu kerjakan itu pertama kali.

Salam,
Universitas Surabaya Kampus Hijau

Monday, April 26, 2010

Universitas Surabaya Kampus Hijau - Buku Harian si Tanah Liat

Surabaya,
Kampus hijau
Dulu aku dipandang kotor, bercampur dengan air hujan, dan ada orang tua yang melarang anak-anaknya bermain denganku. Kata mereka aku sumber penyakit.
Tapi suatu hari ada seseorang yang mengambilku, tangan kotornya melemparkan aku ke sebuah roda berputar. Kemudian dia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. "Stop! Stop!" aku berteriak, tapi orang itu berkata, "Belum!" Lalu dia mulai meninjuku berulang-ulang. Lebih buruk lagi, setelah itu dia memasukkan aku ke dalam perapian. "Panas! Panas!" teriakku dengan keras. "Stop! Cukup!!" teriakku lagi. Tapi orang itu berkata, "Belum!"

Universitas Surabaya
Akhirnya dia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku menjadi dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku... Ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda, dan dia mulai mewarnai aku. Asapnya membuatku sangat mual. "Stop! Stop!" aku berteriak. Wanita itu berkata, "Belum!" Lalu dia memberikan aku kepada seorang pria dan aku dimasukkan lagi ke dalam perapian yang bahkan lebih anas dari sebelumnya! "Tolong! Hentikan semua ini!" aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku, dia terus membakarku.

Kampus Surabaya
Setelah beberapa saat aku dibiarkan menjadi dingin, seorang wanita mengangkatku dan menempatkan aku di dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali, aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna saat aku melihat diriku.

Ubaya hijau
Jika Anda sedang menghadapi berbagai ujian hidup, jangan kecil hati dan jangan putus asa. Dia sedang membentuk Anda. Proses itu memang tidak nyaman dan kadang menyakitkan, tapi setelah semua proses itu selesai, Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda dan mendandani Anda sebagai mempelaiNya.


Salam,
universitas surabaya kampus hijau

Wednesday, April 14, 2010

Universitas Surabaya Kampus Hijau - Saringan 3 Kali

Surabaya,
Di jaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi. Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, "Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?" "Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali."

Universitas hijau
"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Dr. Socrates. "Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.

Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah Anda bahwa apa yang Anda akan katakan kepada saya adalah benar?" "Tidak," kata pria tersebut, "Sesungguhnya saya barusaja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda". "Baiklah," kata Socrates, "Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak."

kampus hijau
Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu KEBAIKAN. Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?" "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "Anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar.

Universitas surabaya
Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu KEGUNAAN. Apakah yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu,"simpul Dr. Socrates,"Jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?"

Kampus surabaya
Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali.

universitas hijau

Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali.

Salam,
Universitas Surabaya Kampus Hijau

Monday, April 12, 2010

Universitas Surabaya Kampus Hijau - Lima Menit Lagi, Ayah

Universitas Surabaya Kampus HijauSurabaya,
Di taman bermain pada satu hari, duduk seorang wanita di samping pria di bangku taman di dekat tempat bermain anak-anak.

“Itu anak laki-laki saya di sebelah sana,” kata wanita tersebut sambil menunjuk seorang anak kecil dengan sweter merah yang sedang meluncur ke bawah seluncuran.

Kampus Hijau
“Dia kelihatan anak yang baik” pria tersebut berkata. “Itu anak perempuan saya yang berpakaian putih dan sedang mengendarai sepeda.”

Lalu, setelah melihat jam tangannya, dia memanggil anak perempuannya itu. “Bagaimana kalau kita pergi sekarang, Mellisa?”

Universitas Surabaya
Mellisa memohon, “Lima menit lagi ya, Ayah. Ya? Cuma lima menit lagi kok.”

Pria tersebut mengangguk dan Mellisa melanjutkan mengendarai sepedanya dengan senang hati. Menit-menit berlalu dan sang ayah berdiri dan memanggil lagi putrinya tersebut. “Saatnya untuk pergi sekarang?”

Kampus Surabaya

Sekali lagi Mellisa memohon, “Lima menit lagi, Ayah. Cuma lima menit lagi…”

Pria itu tersenyum dan berkata, “OK”
Universitas Hijau

“Wow, Anda tentunya seorang ayah yang sabar,” kata wanita yang di sampingnya.

Pria itu tersenyum menanggapi dan berkata, “Kakak laki-lakinya, Tommy terbunuh karena seorang pemabuk yang menyetir tahun lalu ketika dia sedang bersepeda di dekat sini. Aku tidak pernah menghabiskan banyak waktu dengan Tommy dan sekarang aku bersedia memberikan apapun agar bisa menghabiskan waktu lima menit saja dengannya. Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan Mellisa. Mellisa pikir dia punya lima menit lebih banyak untuk bersepeda. Kenyataannya, aku mendapatkan lima menit lebih banyak untuk menontonnya bermain.”

Surabaya Hijau

Hidup adalah tentang membuat prioritas, apa yang menjadi prioritas Anda? Sudahkah Anda menghabiskan lima menit lebih banyak dengan Tuhan? Sudahkah Anda memberikan waktu Anda lebih banyak kepada keluarga Anda? Beri waktu lima menit dan lima menit lagi kepada orang yang Anda kasihi, saat ini dan setiap waktu yang Anda punya.

Salam,
Universitas Surabaya Kampus Hijau

Universitas Surabaya Kampus Hijau - Jadilah Seorang Pemenang

Universitas Surabaya Kampus HijauSurabaya,
Apa yang Anda pikirkan ketika membaca kisah-kisah para pahlawan-pahlawan iman dalam Alkitab? Mungkin Anda berpikir bahwa mereka memang sudah dilahirkan dengan kemampuan yang luar biasa. Itu tidak benar, saudara.

Sebagai contoh, mari kita lihat kisah kehidupan Daud. Pria muda bernama Daud ini tidak lahir dengan kemampuan membunuh raksasa begitu saja. Sebelum dia menghadapi Goliat, Daud telah memenangkan pertempuran-pertempuran kecil di padang gembalaan.

Kampus Hijau Ubaya
Daud harus menghadapi yang namanya kesepian, rasa tertolak dari ayah dan saudara-saudaranya, dan dengan sengaja memberinya dua tiga ekor domba untuk membuatnya tidak tampak dihadapan keluarganya.

Universitas Surabaya
Di padang gembalaan itulah dia bertemu dengan Tuhan. Dengan kecapinya dia mengagungkan nama Tuhan. Dengan melawan binatang hutan seperti singa dan beruang yang akan memakan domba-dombanya, Tuhan melatih Daud berperang. Semua proses itu tidak pernah dilihat oleh siapapun. Tapi hal inilah yang membuatnya bisa menang mengalahkan raksasa Goliat.

Kampus surabaya
Jadi, jika hari ini Anda melihat keberhasilan seseorang, jangan iri hati. Anda tidak tahu pertempuran-pertempuran kecil yang harus dihadapinya, sehingga dia bisa mengalahkan raksasa hidupnya.

Universitas hijau
Andapun bisa menjadi seperti Daud, menjadi pahlawan iman yang mengalahkan raksasa hidup Anda. Yang diperlukan hanyalah setia menjalani proses Anda, bangun hubungan pribadi dengan Tuhan dan menangkan pertempuran-pertempuran kecil melawan singa dan beruang dalam hidup Anda. Dengan cara ini, Anda akan memenangkan peperangan besar yang sudah menanti Anda di depan.

Universitas surabaya
Mulai hari ini, siapkan diri Anda untuk kemenangan besar! Caranya? Menangkan setiap pertempuran kecil dalam hidup Anda.


Salam,
Universitas Surabaya Kampus Hijau
 
Top Blogs